Kamis, 09 Agustus 2012

Menjelang Bulan Puasa ,Tanaman Melon Jadi Andalan Petani


Kragan - Seperti biasa menjelang datangnya bulan puasa jenis buah- buahan yang paling banyak di buru warga masyarakat tentunya  beragam ,salah satunya  buah Melon,buah berasa manis ini, tentunya banyak  diminati terutama saat waktu berbuka tiba , momen itu ternyata  tak disia-siakan sejumlah petani tanaman jenis variates  yang ada di kabupaten Rembang  bagian ujung timur ,seperti  apa yang dlakukan  Saruju (41) warga RT 01/ RW 01 Desa Sumbersari  Kecamatan Kragan yang boleh dibilang pakar bidang tanaman melon. Palaku  budidaya buah kuning berasa manis itu hingga kini terus menjadi andalannya , terlebih saat mendekati bulan puasa tahun ini 

Di temui dilokasi lahan yang tak jauh dari rumahnya kepada wartawan  Saruju mengatakan  minggu lalu dirinya telah  menerima bibit melon jenis Kinanti  dari , PT  Ibana semarang , salah satu pemasok buah segar ke sejumlah supermarket ternama. Di jawa tengah ,bibit sebanyak 14 ribu  yang diterima akhir bulan Mei  lalu saat ini ,mulai saya tanam di lahan seluas 10.000 meter persegi. Kurang lebih dua bulan merawat tanaman melon varietas  itu,saya perkirakan pada bulan juli nanti tepat memasuki bulan puasa puncak masa panen.

Saruju menjelaskan , dari bibit yang ditanam, di perkirakan berhasil tumbuh sebanyak 13  ribu batang tanaman melon. Dengan metode perawatan yang sebelumnya telah dipejari, tiap batang berhasil berproduksi buah melon. "Saat panen, rata-rata memilki berat 1,5 kilogram, total dipetik sebanyak 28 ton," jelasnya
.
Menurut dia, dari berbagai sumber yang dipelajari sebelum menanam, melon variteas kinanti ini  terkenal tahan penyakit namun butuh perawatan melebihi bayi. Dalam sehari sedikitnya harus dipantau paling tidak  lima kali, untuk mengetahui tumbuh kembangnya. Pemupukan menggunakan bahan organik dan kadar air terus diperhatikan agar tidak kekurangan atau kelebihan.

"Semua bahan pengetahuan budidaya tanaman melon varietas baru ini saya peroleh dari kenalan yang bekerja sebagai Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian di Kabupaten Pati, dan dari hasil pengetahuan dari petani asal Magelang,”  terangnya.

Ia menambahkan, mulai dari mempersiapkan lahan, menanam, merawat tanaman hingga panen melibatkan 6  orang tenaga kerja, semua tetangga desa, baik pria dan wanita. mereka dibayar sistem borong per jenis pekerjaan per minggu. Total modal biaya produksi yang dikeluarkan hingga panen diperkirakan mencapai Rp 40 juta.
"Biaya produksi semua dari saya hanya bibitnya saja dari PT Ibana selaku penyedia bibit dan bagian pemasaran," cetusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar